“I’m pregnant.” - Dinara Sofea
“Kita gugurkan.” - Dean Mikhail
Apabila maruah sebagai galang gantinya, apa lagi yang tinggal? Selain diri yang telah hancur penuh noda. Dinara nekad, dia benar-benar memastikan jalan hidupnya tidak berselisih pun dengan Dean Mikhail. Namun, takdir membawa Dean Mikhail kembali kepadanya. Tetapi, siapa dia? Punya wajah dah tingkah yang sama, tapi kenapa lelaki itu langsung tidak mengenalinya?
“Siapa awak?” - Dinara Sofea.
“I’m your boss. Does that answer your question?” - Dean Mikhail.
Bagi Dean Mikhail pula, ada apa dengan Dinara Sofea? Kenapa hanya dengan mendengar nama itu jantungnya seperti ditusuk sembilu? Siapa pula gadis yang kerap muncul dalam mimpinya dan membisikkan kata cinta?
“Dean, saya harap awak takkan bahagia sampai bila-bila. Dan, saya harap luka awak lebih dalam daripada luka saya yang awak tinggalkan. Sampai bila-bila pun saya takkan maafkan awak. Itu hukuman untuk awak sebab awak permainkan perasaan saya.” - Dinara Sofea
“Ara, beri peluang untuk saya betulkan semuanya. Beri ruang untuk kita, Ara. Saya janji, saya akan gunakan peluang ini sebaik yang mungkin. Tolong, Ara...” - Dean Mikhail
Bisakah bahagia itu digapai andai hati tidak ikhlas memaafkan? Bisakah rindu terubat andai masih ada luka yang belum terawat? Bisakah hati kembali cinta usai aku kau persia?
