Ketika melalui satu jalan pintas, enam sahabat singgah bermalam di sebuah rumah penginapan yang misteri kewujudannya. Kemunculan seorang wanita yang menggelar dirinya Nek Yah menimbulkan rasa curiga kepada Jun.
Pesan Nek Yah, “Rumah ni tak sebesar mana. Tapi nenek nak nasihatkan, jangan pergi mana-mana. Takut nanti tak jumpa jalan balik. Lagi satu, jangan diusik barang yang bukan hak kita. Buruk akibatnya.”
Kata Fadhli, “Aku rasa ada yang tak kena. Apa kata kita tak payah singgah? Kemas barang, kita tidur dalam kereta.”
Seorang demi seorang mengalami kejadian aneh di rumah penginapan tersebut. Kewujudan lukisan mural pada dinding luar rumah itu, yang pada awalnya dianggap seni yang mengagumkan, rupa-rupanya adalah bayangan mimpi ngeri buat mereka.
“Cucu-cucu tak dapat lari… nenek tua banyak saksi…”